Pada suatu pagi yang tenang di bulan 19 desember 2023, kampus Prodi D3 Keperawatan Lubuk Linggau tampak begitu sakral. Hari itu, aula kampus dipenuhi oleh para mahasiswa tingkat dua, yang akan memulai perjalanan mereka memasuki dunia Praktek Kerja Lapangan (PKL) di rumah sakit. Suasana penuh harapan dan ketegangan menyelimuti setiap sudut ruangan, menciptakan momen yang tak hanya berharga, tetapi juga penuh makna.

Bagi para mahasiswa ini, hari ini adalah titik awal yang sangat penting. Setelah dua tahun menimba ilmu di kampus, mereka akan melangkah ke dunia profesional, tempat di mana teori yang telah dipelajari akan diuji dalam praktik langsung. Hari itu adalah hari mereka mengucapkan angkat janji, sebuah janji yang bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah komitmen yang mendalam untuk menjadi perawat yang bukan hanya terampil, tetapi juga penuh kasih sayang, ketulusan, dan pengabdian.

Acara angkat janji dimulai dengan prosesi yang penuh kesakralan. Para mahasiswa memasuki aula dengan langkah perlahan, mengenakan seragam putih bersih yang melambangkan kesucian niat mereka. Suasana tenang dan penuh konsentrasi terasa begitu kental, seolah setiap detik dalam acara ini begitu berarti. Mereka tahu, hari ini adalah momen di mana mereka akan melangkah keluar dari zona nyaman dan memulai perjalanan yang lebih besar dalam kehidupan mereka sebagai calon tenaga kesehatan.

Dengan hati yang penuh ketegangan, ketua prodi Keperawatan Lubuk Linggau berdiri di depan, memimpin prosesi. Sebelum para mahasiswa mengucapkan janji mereka, beliau menyampaikan sepatah kata yang sangat menyentuh. “Hari ini, kalian bukan hanya memasuki dunia rumah sakit, tetapi kalian juga akan memulai perjalanan dalam kehidupan yang penuh tantangan dan tanggung jawab. Ingatlah, menjadi perawat adalah sebuah panggilan jiwa, bukan hanya pekerjaan. Kalian akan merawat manusia, menyentuh kehidupan mereka, dan menjadi bagian dari proses penyembuhan mereka,” katanya dengan penuh wibawa. Setiap kata yang keluar dari mulut Dekan terasa seperti pengingat yang dalam tentang arti sebenarnya dari profesi ini.

Setelah itu, dengan suara yang tegas dan penuh keyakinan, para mahasiswa dipanggil satu per satu untuk mengangkat tangan kanan mereka dan mengucapkan janji. Dalam keheningan yang begitu mendalam, mereka bersama-sama menyatakan sumpah mereka:

“Dengan sepenuh hati dan kesungguhan, saya berjanji akan menjalankan tugas saya sebagai perawat dengan penuh tanggung jawab. Saya akan menjaga martabat profesi ini dan memberikan perawatan terbaik bagi setiap pasien, tanpa membedakan ras, agama, atau golongan. Saya akan berusaha dengan segala kemampuan saya untuk merawat dengan kasih sayang, empati, dan profesionalisme. Saya akan terus belajar, berusaha menjadi perawat yang lebih baik, dan mengabdikan diri demi kesejahteraan masyarakat.”

Sumpah ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, tetapi juga merupakan sebuah komitmen yang tulus. Sebuah janji yang mereka buat dengan diri mereka sendiri, dengan Tuhan, dan dengan setiap pasien yang akan mereka rawat di masa depan. Tangan mereka yang terangkat bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai tanda kesiapan mereka untuk mengambil tanggung jawab besar dalam kehidupan mereka sebagai calon perawat.

Setelah prosesi selesai, suasana di aula menjadi sangat hening, beberapa mahasiswa terlihat meneteskan air mata. Itu bukan karena rasa takut atau cemas, tetapi karena mereka merasa begitu terhormat dan tersentuh oleh beban tanggung jawab yang baru saja mereka terima. Momen itu adalah titik balik dalam hidup mereka. Mereka telah mengucapkan janji, dan dengan itu, mereka tahu bahwa mereka tidak hanya akan menjadi perawat yang handal, tetapi juga perawat yang penuh empati dan kasih sayang.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang rohaniwan, memohon berkah dan kekuatan bagi setiap mahasiswa yang akan memulai perjalanan PKL mereka. Doa itu bukan hanya untuk keselamatan mereka, tetapi juga untuk kemampuan mereka dalam memberikan perawatan terbaik kepada pasien, untuk bisa menjadi sumber harapan, kenyamanan, dan penyembuhan bagi orang lain. Dalam doa itu, semua yang hadir berharap agar mahasiswa-mahasiswa ini diberi petunjuk dalam menghadapi setiap tantangan yang akan datang.

Hari itu, mereka tidak hanya siap untuk memulai PKL, tetapi mereka juga siap untuk menghadapi kehidupan sebagai perawat yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki hati yang besar untuk merawat dan mengabdi. Setelah prosesi selesai, para mahasiswa saling berpelukan, memberikan dukungan satu sama lain, karena mereka tahu, perjalanan ini bukanlah perjalanan yang bisa dijalani sendiri. Mereka akan bersama-sama menghadapi dunia nyata, di rumah sakit, tempat mereka akan mulai menunjukkan kualitas dan integritas sebagai calon perawat.

Dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat, mereka melangkah keluar dari aula menuju dunia baru yang menunggu. Dunia yang penuh tantangan, tetapi juga penuh kesempatan untuk memberikan yang terbaik bagi setiap pasien yang membutuhkan sentuhan mereka. Mereka siap menjalani dunia PKL, siap menjalani tugas mulia sebagai perawat, dan siap membawa harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Leave a Comment